Assalamu'alaykum ^_^
Teruntuk Siapapun Yang Merindukan Kemuliaan & Kebangkitan ISLAM
Assalamu'alaykum Warahmatullah..
Selamat Datang
Semoga Bermanfaat
Assalamu'alaykum Warahmatullah..
Selamat Datang
Semoga Bermanfaat
12/18/11
Menilik Islam Di Negeri Sakura
Jepang adalah sebuah Negara Majusi ( penyembah Matahari ) dimana kepercayaan orang jaman dahulu bahwa kaisar Jepang adalah keturunan dewa Matahari, makanya menurut pengakuan kakek saya, ketika dulu penjajahan Jepang berlangsung di Tanah Air, setiap pagi murid-murid sekolah harus melakukan tradisi ritual Majusi yaitu seinkere, dengan membungkuk ke arah timur menghormat pada matahari.
Selain dari hal-hal di atas, tahukah bahwa ternyata Negara Khilafah Islam Turki ( Utsmani ) adalah sahabat Kekaisaran Jepang di masa lalu. Walaupun hanya ada sedikit catatan tentang hubungan dagang dan politik antara Kekaisaran Jepang dengan Negara Khilafah Islam.
MEMBUKA DIRI
Sejak era Restorasi Meiji, abad 17 atau sekitar Tahun 1800 san yang dicanangkan oleh Kaisar Meiji, Jepang yang dulunya adalah Negara yang mengisolasikan diri, mulai membuka diri dengan hubungan luar negeri, baik itu hubungan dagang, politik dan pemikiran.
Jepang mulai menerima dakwah Islam sebagai salah satu bagian dari pemikiran dan Ideologi Eropa, yang merupakan sebuah jalan menuju kemajuan. Kenapa Islam dianggap pemikiran Eropa???, jawabnya karena Negara Khilafah Islam saat itu berada di Eropa yaitu beribukota di Qustantiniyah ( Konstantinopel / Istanbul ) dan mempunyai wilayah seluruh daratan Eropa Timur dan sebagian Eropa Tengah. Jadi bagi orang awam seperti orang-orang Jepang saat itu, Islam adalah sebuah agama dan ideologi yang berasal dari Eropa.
Walaupun menurut catatan sejarah, pernah ada dakwah dari muslim Cina ke Jepang berabad-abad sebelum Restorasi Meiji, namun catatn kontak pertama orang Jepang dengan Muslim modern adalah dengan orang-orang dari Nusantara ( orang Melayu ) yang saat itu melayani kapal-kapal Inggris dan Belanda sekitar Abad 18.
Masjid Jami Tokyo di Yoyogi Uehara, direnovasi Tahun 1998
Orang Jepang yang naik Haji untuk pertama kalinya adalah Kotaro Yamaoka. Dia masuk Islam ketika bersahabat dengan penulis dari Turki Abduresid Ibrahim, yang sedang melakukan penelitian di Jepang. Kotaro Yamaoka berhasil mendapatkan izin membangun Masjid di kota Tokyo, yang merupakan pembangunan Masjid pertama hadiah dari Khalifah Abdul Hamid II.
Pasca revolusi komunis Rusia ( bolshevic ) ratusan orang muslim keturunan Turki Tartar Rusia datang ke Jepang untuk merantau. Mereka membuat sebuah komunitas-komunitas kecil di beberapa kota di Jepang.
KERJASAMA DENGAN MUSLIM
Turki tetap menjadi komunitas muslim terbesar di Jepang sampai saat ini, walaupun jika dihitung maka jumlahnya kalah dengan muslim Indonesia, namun muslim Indonesia hanya sebagai pendatang dan TKI di sana.
Sebelum perang dunia kesatu Jepang dikenal sangat bersimpati dengan kaum muslim, karena mempunyai musuh yang sama yaitu Uni Soviet. Saat itu banyak intelejen Jepang yangb bekerja sama dengan Muslim dan akhirnya banyak yang masuk Islam, dan menyebarkan Islam di Jepang setelah perang usai.
Hal menarik adalah ketika perang dunia kedua, beberapa tentara Jepang beragama Islam yang dikirim ke wilayah Asia Tenggara yang ternyata tertangkap, saat mereka diinterogasi mereka mengucapkan La Illa ha Illallah, ternyata akhirnya mereka diperlakukan dengan baik oleh penangkapnya yang sesama muslim. Saat Jepang kalah Perang Dunia kedua, beberapa komandan pasukan Jepang yang beragama Islam ditangkap sekutu, mereka diantaranya adalah Shumei Okawa dan muridnya Toshihiko Izutsu, yang meski ditahan sebagai tahanan perang kelas A, mereka tetap menjalankan Islam di Penjara dan menyelesaikan terjemahan Al Quran ke Bahasa Jepang, yang sekarang digunakan Kaum Muslim Jepang.
JAPAN MUSLIM ASSOCIATION
Tahun 1953 berdiri Japan Muslim Association ( JMA ) yang didirikan oleh Sodiq Immazumi, kemudian dganti oleh Umar Mita, dia masuk Islam karena kontak dengan muslim Cina saat Perang dunia kedua. Dia juga membuat film dokumenter Road to Hajj Japan. Saat ini yang menjadi Presiden JMA adalah Hassan Ko Nakata, dari Universitas Dishisha Kyoto. Beliau pernah datang ke Indonesia dan menjadi pembicara di konferensi Khilafah Internasional di Gelora Bung Karno.
Hassan Ko Nakata
SEKULERISME JEPANG
Menurut Keiko Sakurai, jumlah muslim asli Jepang pada tahun 2000 sekitar 65.000 dan muslim non Jepang sekitar 100.000 orang. Sedangkan Michael Penn, menyebutkan 90 % muslim Jepang adalah Muslim asing, sisanya adalah asli Jepang.
Semua ini hanyalah perhitungan kira-kira saja, karena Pemerintah Jepang yang begitu sekulernya tidak pernah mendata jumlah penganut agama terutama muslim. Kebanyakan orang Jepang adalah tidak beragama, dan sebagian lagi asal beragama dan menganut kepercayaan Majusi yang disebut Shinto, dan sebagian beragama Kristen dan Islam.
Menurut situs web japanfocus.org baru ada 40 bangunan Masjid di Jepang dan sekitar 100 mushola dan beberapa apartemen yang disulap menjadi Mushola. Jumlahnya tentu sangatlah sedikit jika dibandingkan dengan penduduk Jepang yang berjumlah 120 juta jiwa.
Semua ini menjelaskan kepada kita bahwa Jepang adalah ladang dakwah yang luas dan siap untuk ditanami.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment