”Saya masih banyak dosa. Rasanya belum pantas untuk berdakwah. Diri sendiri aja belum bener. Makanya saat ini saya ingin fokus memperbaiki diri sendiri saja dulu.”
Ini adalah salah satu paham menyesatkan yang menjadi alasan seseorang biasanya nolak bila diajak dakwah. Kalau saja semua orang berpendapat begitu, maka niscaya ajaran Islam ini hanya sampai kepada segelintir orang seperti Abu Bakar, Khadijah, Ali… karena semua orang akan merasa gak bener. Bukankah hanya para nabi yang terjamin tanpa dosa? Maka orang sekaliber Abu Bakar dan para sahabat terkemuka lainnya pun akan tidak pede untuk menyampaikan Islam, karena merasa mereka belum pantas dan belum sempurna. Justru untuk mencapai derajat kesempurnaan itulah kita mesti memilih dakwah. Karena tanpa dakwah, Islam anda belum lengkap. Dakwah adalah bagian dari Islam. Dakwah wajib, maka belum sempurna islam seseorang sebelum dia melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
Berlumur dosa? Itu hal yang biasa dan manusiawi. Mau memperbaiki diri dulu….? Nah, justru dengan dakwah, kita sekaligus berusaha memperbaiki diri. Kan malu ya bilang pacaran haram misalnya sementara kita sedang asyik bergandengan tangan dengan wanita yang bukan muhrim. Dakwah ini…meng-upgrade kita menjadi manusia yang lebih baik.
Islam agama dakwah. Dengan dakwahlah kita saat ini bisa menikmati keindahannya. Berkat dakwah yang dilakukan dengan kerja keras para pendahulu kitalah saat ini kita bisa selamat dari kekafiran dan berada dalam naungan iman.
Bisa dibayangkan, andai mereka melalaikan dakwah bisa jadi saat ini kita masih dalam kehidupan kafir yang primitif. Bisa jadi kita masih pakai koteka, menari tarian hujan, meminta kepada dukun, atau menyembah berhala. Tapi berkat kesadaran dakwah para pendahulu kita… menaiki gunung, menuruni lembah, berpeluh keringat meninggalkan sanak keluarga, bertualang dari satu kampung ke kampung lain, berlayar dari satu samudra ke samudra yang lain… maka kita bisa pula mengecap nikmatnya hidayah ini.
Ajaran ini, dari sebuah daerah padang pasir nun jauh di sana, yang sebagian besar dari kita saja belum pernah melihatnya, dari sebuah kurun waktu yang berabad-abad lamanya… namun uniknya bisa sampai di sini, saat ini…. di bumi kepulauan hijau, di abad digital… semua karena kegigihan dakwah.
Dakwah adalah sebuah proses. Proses untuk merubah diri menjadi lebih baik. Bukan hasil! Artinya anda tidak mesti menjadi sempurna terlebih dahulu untuk berdakwah. Justru sebaliknya, proses menuju kesempurnaan itu dijalani dengan dakwah.
Seorang dai bukan berarti tanpa cela. Ketika anda menyampaikan sebuah kebenaran, itu justru amunisi bagi anda untuk melaksanakan kebenaran tersebut. Ketika anda menegur dari sebuah kemunkaran. Itu adalah cambuk bagi anda untuk meninggalkannya.
Dakwah adalah pembelajaran. Maka bagaimana mungkin anda meraih kesempurnaah tanpa proses pembelajaran itu?
No comments:
Post a Comment