Bulan Rajab menjadi momentum penting bagi umat Islam. Pertama, ada peringatan Isra' Mi'raj. Kedua, ada momentum keruntuhan khilafah Islam pada 28 Rajab 1342 H. Akibat tidak ada khilafah inilah umat Islam kehilangan kemuliaannya dan tidak bisa melaksanakan Islam secara kaffah.
Berkaitan dengan itu, Hizbut Tahrir Indonesia menyelenggarakan Konferensi Rajab 1432 H di 29 kota di Indonesia dari Aceh hingga Papua. Acara ini mengambil tema Hidup Sejahtera di Bawah Naungan Khilafah.
Konferensi Rajab di Daerah
Gempita Konferensi Rajab bermula di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Kamis (2/6). Sebanyak 8.000 orang hadir dalam perhelatan yang diadakan di Stadion 17 Mei Banjarmasin. Acara itu dihadiri tidak hanya warga Kota Banjarmasin tapi juga kaum Muslimin dari seluruh daerah di Kalsel. Panitia sempat kesulitan memenuhi permintaan tiket yang masih terus mengalir hingga hari kedua sebelum acara. Padahal tiket bagi peserta sudah habis.
Sempat muncul rasa was-was di benak panitia karena selama dua hari berturut-turut Kota Banjarmasin diguyur hujan yang sangat deras. Hingga H-1 pun pada saat para panitia melaksanakan gladi kotor, hujan terus mengguyur Kota 1000 Sungai ini. Namun dengan keyakinan tinggi kepada pertolongan Allah, semua panitia memohon doa semoga dimudahkan melaksanakan kegiatan ini.dan memohon agar cuaca tidak menghalangi pelaksanaan kegiatan seruan yang mulia ini.
Doa pun terkabul. Allah memberikan kemudahan dengan cuaca yang sangat cerah untuk melaksanakan Konferensi Rajab. Para panitia pun ada yang menitikkan air mata dengan karunia tersebut.
Beberapa di antara peserta tak kuasa menahan air matanya mendengar orasi para pembicara. Seorang peserta membayangkan betapa indahnya hidup dalam naungan khilafah yang menjalankan Islam secara kaffah. "Konferensi ini membuat saya ingin segera hidup dalam indahnya naungan khilafah," ujar salah seorang peserta. Ulama, pengusaha, mahasiswa, ibu-ibu majelis taklim hingga pelajar, termasuk sekelompok tuna netra, hanyut dalam gema takbir yang dikumandangkan di setiap jeda pembicaraan.
Seruan syariah dan khilafah berlanjut ke tujuh kota lainnya pada Ahad (12/6). Konferensi Rajab digelar hampir bersamaan di Jayapura, Kendari, Palu, Samarinda, Lampung, Batam, dan Ketapang.
"Jayapura siap menjadi titik tegaknya kembali khilafah" ujar Muhammad Jaffar Abdullah. Gaung khilafah pun menggema dari sebuah hotel di Kota Jayapura. Sekitar 200 orang dari berbagai tempat di Papua dan Papua Barat datang ke arena konferensi. Terlihat pula sebagian mereka adalah kaum Muslim asli Papua.
Dalam testimoninya, salah satu peserta yang diwakili oleh kalangan pengusaha yaitu Ir Agam Setyo Utomo, menyampaikan bahwa wujud nyata dari kesadaran dan kepedulian kaum
umat saat ini adalah berjuang menegakkan khilafah, seperti yang dimotori oleh Hizbut Tahrir. Sedangkan Ustadz Amir S Quillo, mengajak seluruh peserta untuk berjuang bersama Hizbut Tahrir dalam menegakkan syariah & Khilafah.
Selang sejam setelah konferensi di Papua, Konferensi serupa dimulai di Kendari, ibukota Sulawesi Tenggara. Ar raya dan al liwa (dua bendera hitam dan putih bertuliskan dua kalimat syahadat) berkibar di dua buah tiang menjulang tinggi menghiasi birunya langit kota Kendari. Ribuan kaum Muslimin Sulawesi Tenggara berduyun duyun ke Monumen MTQ Kendari sejak pagi. Jumlah mereka sekitar 15.000 orang.
Ketua DPD I HTI Sultra, Rois Ahmad SPd membuka acara ini dengan mengatakan bahwa tujuan Konferensi Rajab ini adalah mengingatkan kaum Muslim tentang dua hal, peristiwa Isra Mi'raj, dan keruntuhan Khilafah. Melalui momentum Konferensi Rajab diharapkan kepada seluruh kaum Muslim berjuang menegakkannya.
Yusran Abdul Aziz SE, dari DPD Sultra mengajak kaum Muslim mempersatukan langkah bersama Hizbut Tahrir untuk menegakkan syariah dan khilafah. Karena dengan itulah kaum Muslimin akan menghancurkan kapitalisme global.
"Kita akan membawa kehidupan masyarakat Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara untuk hidup sejahtera di bawah naungan khilafah” teriaknya. Pekikan takbir pun tidak pernah henti digelorakan oleh para peserta. Tidak hanya itu saja para peserta juga membuat gelombang ar roya al liwa. Mereka mengibarkan bendera Islam itu sambil meneriakkan takbir. Mereka disuguhi aksi teatrikal oleh para pemuda yang menggambarkan bagaimana negeri-negeri Muslim saat ini dipecah belah dan diduduki secara politik oleh penjajah kafir. Dengan tegaknya khilafah, negeri Islam yang terpecah disatukan kembali dan kaum kafir bisa dikalahkan.
Dalam waktu hampir bersamaan, pekik takbir dan seruan syariah dan khilafah bergema berulang kali di Bandar Lampung, ibukota Lampung. Sekitar 2.500 kaum Muslimin memadati ruang indoor Gedung Sumpah Pemuda Pusat Kegiatan Olah Raga (PKOR) Way Halim Bandar Lampung, Ahad (12/6). Accra Konferensi Rajab di Lampung ini dibuka dengan Tarian Saman dan Nasyid berirama semangat, menggelorakan kemenangan Islam. Ketua DPD I HTI Lampung Abu Muhammad dalam sambutannya menyampaikan, sebelum diruntuhkannya khilafah oleh imperialis Inggris pada 28 Rajab 1342 (3 Maret 1924), umat Islam pernah berjaya dan memimpin peradaban dunia.
Para orator menyampaikan betapa khilafah mampu menyejahterakan umat. Konsep khilafah sangat aplikatif dan rasional bila diterapkan di Indonesia di segala bidang. "Hanya Hizbut Tahrir saja yang bisa, diharapkan dalam perjuangan menegakkan Khilafah!" ujar Dra, Hj Rosniawati dalam testimoninya. Sedangkan Kyai Ndang Ahmad Arif yang mewakili para ulama Lampung mengatakan, hanya orang munafik yang tidak setuju dengan penegakan syariah dan khilafah. "Percuma mendirikan pesantren kalau tidak setuju khilafah!" tegasnya.
Tidak berhenti di Kota Lampung gempita Konferensi Rajab pun terdengar di Kota Batam. Sekitar 1.900 kaum Muslim kota industri yang dekat Singapura memenuhi GOR Indoor Tumenggung Abdul Jamal. Mereka terdiri atas para pelajar, mahasiswa, mubaligh, dan anggota majelis taklim serta tokoh masyarakat setempat termasuk tokoh dewan wilayah Muhammadiyah.
Di Kalimantan Konferensi Rajab berlangsung di dua kota yakni Samarinda, Kalimantan Timur dan Ketapang, Kalimantan Barat. Di Samarinda Konferensi Rajab berlangsung di GOR Segiri. Sebanyak 4.000 orang memenuhi tempat duduk yang disediakan. Perhelatan ini tergolong cukup besar untuk sekelas acara keagamaan di sana. Acara yang dibuka Abim Fathan (Ketua DPD I HTI Kaltim) diisi orasi dan teatrikal. Juru bicara HTI Ismail Yusanto pun menyampaikan orasinya.
Sedangkan di Ketapang 100 kaum Muslimin hadir di Asrama Haji Kabupaten Ketapang. Meski berlangsung di kota kecil, acara di tempat ini tak kalah semangat dibanding kota lainnya.
Seluruh kegiatan konferensi ini disiarkan secara langsung lewat streaming internet, di situs www.hizbut-tahrir.or.id sehingga dapat diakses dan disaksikan oleh semua orang di seluruh dunia. Konferensi Rajab juga diliput dan disiarkan secara langsung maupun tunda di beberapa stasiun TV lokal. Tak ketinggalan media massa cetak lokal pun meliputnya.
No comments:
Post a Comment