Assalamu'alaykum ^_^

Teruntuk Siapapun Yang Merindukan Kemuliaan & Kebangkitan ISLAM

Assalamu'alaykum Warahmatullah..

Selamat Datang
Semoga Bermanfaat

11/14/11

Khaulah Binti Al Azur

Khaulah binti Al Azur: Pahlawan Wanita yang Gagah Berani


Khaulah binti Al Azur adalah termasuk salah seorang srikandi muslimah yang sangat berani. Ia tidak pernah merasa takut dan gentar sehebat apapun kekuatan musuhnya. Setiap kali ada peperangan darahnya mendidih ingin bergabung dengan kaum pria untuk menumpas musuh-musuh Allah.

Pada mulanya setiap kali ia ikut dalam rombongan pasukan Islam, ia selalu berada di barisan belakang, bertugas untuk menyiapkan makan dan minum pasukan, mengobati yang terluka dan menyiapkan peralatan tempurnya. Kadang-kadang ia memberikan semangat kepada pasukan yang akan menghadapi musuh-musuh Allah.

Ketika ia melihat pasukan Islam terdesak dalam suatu peperangan dan banyak yang gugur, maka tidak ada pilihan lain lagi bagi Khaulah kecuali ikut berjuang membantu pasukan Islam. Ia tidak ingin tubuhnya dijamah kaum kafir, apalagi sampai menjadi rampasan perang dan dijadikan budak kaum kafir. Baginya lebih baik mati daripada menjadi budak kaum kafir. Meskipun ia seorang wanita, ia tunjukkan keberaniannya dan semangatnya dalam menebas batang leher kaum kafir. Maka sejak saat itulah ia sering terjun ke medan pertempuran dengan menutup mukanya (memakai cadar) karena tidak ingin diketahui bahwa ia seorang wanita. Ia hanya ingin berjuang dan berperang di barisan depan.

Dia mendapat ujian yang baik di Syam, tepatnya tatkala pasukan Islam bisa menaklukkan Syam pada masa Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq. Sementara itu ia hidup hingga khalifah Amirul Mukminin Usman bin Affan.


Kepahlawanan Khaulah sangat terlihat dalam kisahnya ketika membebaskan saudara lelakinya Dhirar bin Al Azur.

Pada waktu terjadi perang antara pasukan Romawi dengan pasukan Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, sahabat nabi itu dengan gagahnya menyerbu wilayah Ajnadin. Pasukan Romawi dipimpin oleh Theodore dari sisi utara Syam (Suriah) menghalangi pasukan Islam.

Ketika kedua pasukan ini bertemu dan terjadi pertempuran yang sagat hebat, tiba-tiba terdegar berita bahwa Dhirar bin Al Azur salah seorang pejuang muslim yang sangat berani itu tertawan musuh (pasukan Romawi). Tertangkapnya Dhirar ini sangat membuat Panglima Khalid bin Walid marah.

Kemudian perang pun berlanjut dengan lebih dahsyat. Dalam pertempuran pembalasan itu ada salah seorang pasukan Islam yang memakai cadar yang bertempur mati-matian dan menewaskan beberapa pasukan Romawi. Ia bertempur tanpa mengenal lelah dan pantang mundur sedikit pun. Pasukan Romawi pun ketakutan bukan main sehingga barisan mereka banyak yang bubar.

Tidak jelas, siapa dia. Sebab yang terlihat hanya matanya saja. Dia mengikat pinggangnya dengan kain sorban berwarna hijau dan membelitkan ke dada dari bagian belakang (punggungnya). Dengan luar biasa dia menerobos, menusuk, menyabetkan pedang dan tanpa ragu dia telah menewaskan begitu banyak pasukan Romawi. Tidak terkesan sedikitpun rasa ingin lari dari medan juang. Subhanallah..

Panglima Khalid bin walid sangat heran dan penasaran dengan orang tersebut. Kemudian di tengah pertempuran itu, Khalid bin Walid mendekatinya dan bertanya kepada orang bercadar itu, “Siapakah kamu?” Tetapi prajurit bercadar itu mengelak dan terus menjauh. Khalid mengejarnya lagi dan mendesak lagi dengan pertanyaan yang sama. Kemudian orang bercadar itu merasa risih dengan pertanyaan yang diajukan dan menjawab, “Wahai panglima perang yang mulia, aku tidak menghindar darimu kecuali karena aku merasa malu terhadapmu. Anda seorang panglima besar, ditakuti musuh disegani kawan, sedangkan aku hanyalah seorang wanita bercadar. Tetapi aku melakukan ini semua karena keterpaksaanku. Aku marah dan sakit hati. Aku adalah Khaulah binti Al Azur. Aku sedang bersama kaumku. Kemudian datang orang memberi kabar bahwa saudaraku Dhirar tertangkap pasukan Romawi, kemudian aku pun langsung mengambil kuda dan melakukan seperti yang Anda lihat sekarang ini.”


Mendengar hal tersebut, hati Khalid menjadi sedih bercampur heran: mengapa sampai ada seowang wanita ikut keluar berjihad dengan gigihnya untuk menyelamatkan saudaranya yang tertawan? Maka Khalid pun berjanji akan berusaha sekeras mungkin untuk menyelamatkan Dhirar.

Tidak lama kemudian, akhirnya Dhirar pun berhasil diselamatkan.

Kemudian setelah itu pertempuran kembali memanas. Dalam pertempuran kali ini Khaulah kehilangan lagi saudaranya (Dhirar) untuk yang kedua kalinya. Kemudian ia memohon kepada Panglima Khalid bin Walid agar membebaskannya sekali lagi. Khalid pun menyatakan bahwa itu sudah menjadi kewajibannya.

Lalu pasukan Islam pun segera melancarkan serangan besar-besaran dan bisa mengepung benteng pertahanan musuh di kota Antiokia. Dhirar yang tertawan di kota itu akhirnya berhasil diselamatkan.

Tetapi Allah berkehendak lain. Ketika upaya penyelamatan Dhirar dan pasukan Islam lain yang tertawan, Khaulah dan beberapa wanita justru ikut tertawan sementara Dhirar telah bebas.

Meskipun ditawan pasukan Romawi, Khaulah pantang menyerah dan akan melakukan pemberontakan. Pada saat pasukan Romawi banyak yang keluar untuk berperang menghadapi pasukan Islam (sehingga yang tinggal di perkemahan hanya tinggal sedikit pasukan), kepada wanita-wanita muslimah yang lainnya Khaulah pun berseru, “Wahai putri-putri Himyar, keturunan-keturunan Tubba’, apakah kalian rela terhadap orang-orang kafir yang akan menjamah kalian dan anak-anak kalian dijadikan budak mereka? Lebih baik kita mati daripada menjadi budak hina dan pelayan Romawi!”

Khaulah dan wanita-wanita lainnya kemudian mengambil tiang-tiang yang menjadi penyangga perkemahan Romawi dan menjadikannya sebagai senjata. Dengan keberanian wanita-wanita itu, maka Khaulah dan para wanita muslimah pun bisa terbebas dari tawanan musuh.

No comments:

Post a Comment